KEUTMAAN ORANG MISKIN DAN ORANG KAYA
KEUTMAAN ORANG MISKIN DAN ORANG KAYA
Ketahuilah bahwa para ulama telah berbeda pendapat tentang mengutamakan orang kaya yang bersyukur terhadap orang miskin yang sabar. Hal ini akan kami buktikan bahwa miskin adalah lebih utama dan lebih tinggi nilainya dari kaya, bila sama-sama di pandang dalam keseluruhan, tanpa memperinci keadaan.
Kami cukupkan dengan mengutip suatu thesis yang di kemukakan oleh Harst al- Muhasiby dalam satu fasal dari salah satu buku beliau, dimana Harst memajukan bantahan terhadap salah seorang ulama kaya yang mengambil alas an dengan adanya para Sahabat Nabi yang kaya dan besarnya kekayaan Abdulrrahman bin Auf, seraya sang ulamatersebut mensenadakan dirinya dengan beliau-beliau itu.
Al-Muhasiby-rahimahullah adalah seorang sarjana Islam di bidang meneliti tentang aib diri, hal-hal yang merusak amal dan penilaian mendalam tentang belbagai ibadah.
Pada tempatnya benarlah bila pendapat beliau itu kita kutip selengkapnya. Kata beliau setelah memajukan bantahan terhadap para ulama bejat
‘’Di beritakan bahwa Nabi Isa bin Maryam a.s telah berbicara tajam, “Wahai para Ulama bejat! Anda semua puasa dan sembahyang, mempercayai Tuhan tapi tak melakukan yang di perintahkannya, anda mempelajari hal-hal yang tak anda amalkan, alangkah buruknya kelakuan anda. Andabertaubat dengan ucapan dan angan-angan, tapi beramal menurut hawa nafsu, apalah faedahnya untukmu membersihkan kulit tubuh sedang hatimu tetap kotor’’.
Dengan sebenarnya kukatakan padamu, janganlah anda bagaikan lesung-gilingan yang mengeluarkan tepung bersih tetapi didalam tertinggal sekam. Begitulah keadaan anda. Dari mulukmu keluar kata-kata berhikmah dan didalam hatimu tertinggal kedengkian menumpuk. Wahai para budak kedunian, betapa mungkin akan mencapai akhirat orang yang belum berakhir kenafsuannya dan belum habis keinginannya terhadap dunia.
Dengan sebenarnya kukatakan padamu, anda semua telah merusakkan akhiratmu sendiri, karena menyelamatkan kedunian lebih anda kasihi dari menyelamatkan akhirat. Adakah lagi manusia yang lebih merugi dari anda sendiri, kalaulah anda mengetahui.
Hai orang-orang malam! Sampaikan anda bertindak menunjukkan jalan untuk orang-orang tak tahu jalan dan anda sendiri menempatkan diri dikolompok orang kebingungan, bagaikan kamu meneriaki orang-orang berdunia agar keduniaan, diserahkanmereka kepadamu! Amat jauhlah panggung dari api.
Hai orang-orang malang! Apakah faedahnya bagi sebuah rumah yang sedang kegelapan,bila di pasang diatas atapnya, sedangkan didalamnya gelap dan mengerikan? Begitu pula apakah faedahnya cahaya ilmu untukmu, bla hanya di letakkan di mulut sedangkan isi hatimu kosong melompong dari ilmu dan gelap mengerikan?
Wahai budak-budak keduniaan!. Anda bukan para budak yang bertakwa dan bukan pula orang-orang merdeka yang mulia bertakwa dan bukan pula orang-orang merdeka yang mulia diri! Kesana tidak, kesini tidak!
Dunia hampir saja akan mencabut anda dari akar-karmu, menyungkurkanmu ketanah dengan menelungkupkan di atas hidungmu, lalu merekam dosa-dosa dari ubun-ubunmu, kemudian mendorong kamu dari belakang dan menyerahkan anda tanpa pakaian dan sendirian kehadirat Maharaja Diraja. Lalu dia menampilkan segala kesalahanmu dan memberikan balasan terhadap amal-amal burukmu.
Al-Harts-rahimahullah, meneruskan:
Saudara-saudaraku!
Mereka para ulama bejat ini adalah iblis dalam bentuk manusia, dan bencana terhadap ummat manusia. Mereka kerajingan harta-harta dunia dan ketinggiannya, yang mereka tega mengutamakannya terhadap akhirat, mereka hinakan agama untuk mendapat dunia, yang mana semasa hidup memberi malu dan aib dan akhirat nanti mereka termasuk golongan yang merugi, kecuali yang maha pemurah memeaafkan mereka demi limpahan kurnia-Nya!
Kemudian dari itu …..
Kuperhatikan, bahwa si calon tewas yang mengutamakan keduniaan ini,kegembiraannya diranjau kesusahan dirinya dilanda pelbagai lamunan dan bermacam kedosaan, jalan hidupnya menuju binasa dan celaka. Sicalon tewas ini bersenan hati sejenak di buka harapan namun keduniaan tak di dapatnya dan akhirnya rusak binasa pula, sesuai dengan Firman Tuha dalam Al Qur’an yang artinya:
Dia merugi di dunia dan di akhirat. Itulah dia kerugian yang nyata. Alangkah berat musibah yang menimpanya dan alangkah besar bahaya yang di hadangnya.
Perhatikanlah seruan Allah wahai saudara-saudaraku dan janganlah anda mau diperdayakan iblis dan para kaki tangannya, yang menyenangkan hati dengan memperpegangi alas an batal terhadap Allah Swt. Mereka berebutan seperti anjing mempergigitkan keduniaan, kemudian mencarikan alas an dan uzur untuk dirinya dengan mengatakan bahwa para sahat Nabi saw. Ada yang kaya raya. Orang-orang tertipu ini menghiasi diri dengan menceritakan para sahabat, agar tindak mereka mengumpulkan harta dimaafkan orang banyak. Sedangkan tanpa di sadari mereka telah diperdayakan Sang iblis.
Post a Comment for "KEUTMAAN ORANG MISKIN DAN ORANG KAYA"