Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kesetiaan Sahabat Memberi Kekuatan Dalam Menjalani Kehidupan


           Kesetiaan Sahabat Memberi Kekuatan Dalam Menjalani Kehidupan

Dalam perjalanan menuju sukses, kita perlu sahabat yang benar-benar tulus membantu serta membimbing kita. Melalui mereka, kita akan mendapat kekuatan dan tidak mudah bimbang ketika menghadapi halangan atau musibah karena sahabat kita akan senantiasa berdiri di samping kita, memberikan dukungan dan doa agar kita bisa melewati masa-masa sulit yang pasti akan terjadi dalam hidup kita.

Masalahnya, apakah kita memiliki sahabat sejati, yang tetap berada di sisi kita saat kesulitan singgah dalam hidup kita? Pengalaman kita memperlihatkan banyak orang mengaku sahabat kita. Saat kita berada di puncak kesuksesan dan banyak uang, mereka selalu ada di sekeliling kita, mendampingi kita seolah-olah bodyguard yang siap melindungi kita dari bencana. Akan tetapi, ketika kita di rundung masalah yang berat dan kondisi keuangan kita buruk, mereka tidak menampakkan batang hidungnya, di hubungi untuk di mintai pertolongan pun sering sulit.


 

Kisah di bawah ini telah membantu saya untuk membedakan mana sahabat yang sejati dan mana orang – orang yang hanya teman belaka. Dalam kisah 1001 malam, di ceritakan mengenai seorang yang mempunyai dua seperdua orang sahabat. Di sebuah Negara Antah Berantah, tinggallah seorang saudagar arab yang kaya raya bernama Zainal Abidin. Ia tinggal bersama seorang anaknya yang di asuh dengan penuh kasih sayang. Sewaktu anak ini sudah beranjak remaja, dia menjadi pemuda yang gagah dan tinggi budi pekertinya.

Suatu hari, Zainal Abidin memanggil anaknya lalu berkata,’’Dalam hidup ini, selain harta benda yang kita miliki sekarang ini, kita juga perlu mempunyai sahabat-sahabat yang setia dan selalu bersedia membantu kita apabila kita memerlukan bantuan mereka. Anakku, ambillah uang ini dan carilah sahabat-sahabat seperti yang ayah katakana,’’

Berbekal uang itu, anaknya pergi keluar kota dan mencari sahabat-sahabat seperti yang di katakana oleh ayahnya. Setelah bertemu dengan beberapa orang yang di jadikan sahabat-sahabatnya, dia pun pulang kerumah.

Sesampainya di rumah, ayahnya bertanya,’’sudah sekian lama kamu meninggalkan rumah ini untuk mencari sahabat, tolong katakana kepada ayah, berapa orang sahabatmu sekarang?’’

‘’ Ayah, sejak meninggalkan rumah ini aku telah bertemu dengan lima puluh orang yang bisa aku jadikan sahabat  dan mereka benar-benar tulus bersahabat denganku.’’

‘’Bagus, anakku, walaupun ayah telah hidup lebih dari empat puluh tahun, tetapi ayah hanya mempunyai dua seperdua orang sahabat saja dan sesungguhnya kamu lebih hebat dari ayah. Bisakah kamu mengundang para sahabatmu kerumah kita, karena ayah ingin mengadakan acara syukuran minggu depan.’’

Setelah itu, Si ayah meninggalkannya untuk membuat persiapan acara syukuran. Pada hari yang di tentukan, berkumpullah lima puluh orang sahabat anaknya di rumah dan setelah mereka selesai makan, berkatalah Zainal Abidin,’’ Wahai para sahabat anakku, aku amat berbesar hati karena kalian semua sudi dating kerumah ini dan tujuanku mengundang kalian semua adalah karena aku ingin minta pendapat  kalian sehubungan dengan musibah yang menimpa anakku ini. Anakku sudah di tuduh berselingku dengan putrid raja dan kalian tahu, anakku tidak melakukan perbuatan terkutuk tersebut, tetapi raja tidak mempercayainya. Besok pagi, tentara raja akan dating kerumah ini untuk menangkap anakku.’’

Maaf, Pak. Kami sangat takut berurusan dengan raja dan kami tidak bisa berbuat apa-apa. Sekiranya bukan raja, pasti kami akan berpihak pada sahabat kami ini.’’ Tiba-tiba salah seorang berkata, ‘’Aku akan menemani sahabatku ini, apa pun yang akan terjadi. Sekiranya tentara raja dating untuk menangkapnya, aku akan ikut bersama dia menghadap raja dan meminta belas kasihan  raja agar kesalahannya diampuni. Sekiranya tidak mendapat pengampunan, aku siap mempertarukan nyawaku untuk menentang perintah raja.’’

Setelah para sahabat itu pulang ke rumah masing-masing, Zailnal Abidin berkata kepada anaknya, ‘’ Kamu sesungguhnya hanya mempunyai seorang sahabat dan yang lain hanyalah teman-temanmu belaka. Seorang sahabat akan sanggup bersama kita, dalam saat kita senang ataupun susah. Besok aku akan memanggil dua seperdua sahabatku dan aku akan mengenalkannya kepadamu.’’

Keesokan Harinya, Zainal Abidin pun memanggil tiga orang temannya untuk dating kerumah. Dia menanyakan kabar dan kesibukan masing-masing. Tiba-tiba berkatalah Zainal Abidin, ‘’Sahabat-sahabatku, sebenarnya tujuanku memanggil kalian adalah karena aku ingin meminta pendapat kalian berkenaan dengan apa yang harus aku lakukan terhadap musibah yang menimpah anakku ini. Dia telah di tuduh berselingku dengan anak raja dan besok tentara raja akan dating menangkap anakku untuk di jatuhi hukuman mati. Kalian semua tahu bahwa anakku sungguh tidak melakukan perbuatan hina tersebut dan itu Cuma fitnah belaka.’’

Berkatalah seorang dari mereka,’’ Begini saja. Sebelum tentara raja dating,aku akan menghadap raja dan menawarkan seluh hartaku untuk mengantikan nyawa anakmu.’’ Seorang lainnya berkata,’’ Aku akan meminta agar raja menambil nyawaku saja sebagai ganti nyawa anakmu karena aku toh sudah tua dan puas menikmati hidup ini. Biarlah anakmu yang masih muda terus hidup untuk menikmati hari-hari mendatang.’’

Sahabat yang ketiga angkat bicara,’’Saranku adalah  aku akan menemui raja dan menawarkan seluruh hartaku. Sekiranya raja tidak mau menerimanya, aku akan menyakinkannya agar beliau mengambil nyawaku sebagai ganti nyawa anakmu.’’ Setelah itu, mereka berpelukan untuk pulang kerumah masing-masing dan meminta Zainal Abidin memberi kabar selanjutnya mengenai perkara ini.

Kemudian Zainal Abidin berkata kepada anaknya,’’ kamu lihat anakku, kenapa aku mengatakan aku hanya mempunyai dau seperdua orang sahabat, karena yang seorang hanya sanggup mengorbangkan hartanya dan bagiku dia adalah seperdua sahabat. Seorang lagi sanggup mengorbangkan nyawanya dan yang terakhir sanggup memberikan harta dan nyawanya sebagai tanda persahabatan kami. Ini semata-mata adalah ketulusan kita dalam bersahabat.’’

Post a Comment for " Kesetiaan Sahabat Memberi Kekuatan Dalam Menjalani Kehidupan"