Jangan Sesekali tergoda dengan milik orang lain, Karena Sesungguhnya Apa Yang Kita Miliki Adalah Yang terbaik
Jangan Sesekali tergoda dengan milik orang lain, Karena Sesungguhnya Apa Yang Kita
Miliki Adalah Yang terbaik
Anda merasa bahwa orang hanya akan menghormati anda bila anda punya posisi dan bila ada orang lain yang mempunyai posisi lebih tinggi dari anda, kehormatan itu akan berpindah kepadanya. Sikap ini harus di ubah karena orang yang telah sukses sesungguhnya adalah miskin apabila dai masih mengharapkan balasan atau imbalan atas apa yang dilakukannya.
Orang yang tidak mengharapkan balasan dan tulus dalam melakukan tindakannya, terutama dalam membantu orang lain, adalah orang yang telah kaya dalam arti sesungguhnya dan InsyaAllah, mereka akan senantiasa diberkati oleh Allah swt.
Kalau kita punya sikap bersyukur, kita akan bisa melihat bahwa apapun yang ada pada kita adalah yang terbaik bagi diri kita, yang perlu kita lakukan hanyalah memperbaikinya, seperti contoh seorang istri yang sering membanding-bandingkan suaminya dengan suami orang lain dan begitu pula sebaliknya karena walau sejelek apa pun, suami atau istri kita adalah pilihan yang tepat buat kita dan bukan untuk di bandingkan atau di tukar dengan orang lain.
Janganlah kita mengimpikan keindahan yang tidak pasti bagai ‘katak merindukan bulan’. Belajarlah dari kisah Pak Kaduk yang menang sorak tapi desa tergadai di bawah ini. Di sebuah desa, tinggallah seorang yang miskin bernama Pak Kadu. Pak Kadu memelihara seekor ayam aduan yang cukup hebat dan sering menang didalam lomba ayam aduan sehinggah kisahnya terkenal di seluruh negeri.
Suatu Hari, Raja yang memerintah Negara tersebut mengadakan lomba ayam aduan dan banyak pemilik ayam aduan dari berbagai pelosok negeri itu ikut serta. Hadiah yang cukup besar di sediakan bagi pemenang. Pak Kadu pun berminat ikut serta. Ia menyiapkan pakaian yang cukup indah berbahan kertas untuk di pakai sewaktu mengikuti lomba ayam aduan tersebut.
Pada hari yang di tetapkan, berangkatlah Pak Kadu membawa ayam aduannya dengan memakai pakaian yang di buat dari kertas menuju istana Raja. Dalam perlombaan tersebut, dari putaran pertama sampai menjelang akhir, ayam aduan pak kadu tak pernah terkalahkan, begitu juga ayam aduan Raja yang mengendalikan lomba ini.
Dalam putaran terakhir atau final, bertemulah kedua ayam itu dan sebelum pertandingan dimulai, Raja mengikuti nasehat pembesar negeri memanggil Pak Kadu dan berkata, ‘’ Pak kadu, aku punya sejenis ayam aduan yang luar biasa, kalau kamu lihat semua taji ayam menghala kebelakang sementara taji ayamku ini menghala kedepan. Bagaimana kalau kita bertukar ayam karena aku kasihan kepadamu. Kamu ambil ayamku dan aku ambil ayammu.Sekiranya ayamku menang, aku akan memberi harta yang cukup banyak kepadamu, dan sekiranya ayamku yang menang, kamu harus menyerahkan kampong atau desamu kepadaku.’’
Tertarik dengan keganjilan ayam milik raja tersebut dan besarnya hadiah yang di tawarkan, Pak kadu bersediah bertukar ayam serta menerima taruhan yang di tawarkan oleh sang raja. Ayam mereka pun mulai diadu dan setiap kali bertempur, ayam milik raja yang telah menjadi milik Pak Kadu akan melibas dirinya sendiri sebab tajinya menghala kedepan dan ayam Pak Kadu yang telah menjadi ayam milik raja terus menyerang dan menaji lawannya sampai mati.
Pak Kadu langsung melompat-lompat kegirangan sambil berteriak-teriak karena merasa ayamnya telah memenangi pertandingan tersebut dan pakainnya yang terbuat dari kertas terlepas dari badannya sehingga para penonton tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan kejadian tersebut.
Dia lupa bahwa ayamnya sebenarnya telah di tukar dengan ayam raja. Sambil tersenyum, raja berkata dengan lantang, ‘’Pak Kadu, Kamu telah kalah dalam pertandingan ini karena kamu telah sepakat untuk bertukar ayam sebelum pertandingan ini dan sesuai dengan perjanjian kita, kampungmu sekarang telah menjadi milikku.’’
Pak Kadu pun pucat pasi dan lemas lunglai mendengar perkataan raja yang benar adanya itu. Pulanglah Pak Kadu dengan hati galau dan penuh penyesalan, karena sesungguhnya ayamnyalah yang berhasil keluar menjadi sang juara, namun karena kerakusannya dia telah menerima bujukan raja. Dia tidak hanya kalah dalam perlombaan, tapi juga harus menyerahkan kampungnya kepada raja.
Kisah ini mengingatkan kita agar jangan sesekali tergoda dengan milik orang lain, karena sesungguhnya apa yang kita miliki adalah yang terbaik dan kita harus mendayagunakannya semaksimal mungkin agar menjadi aset yang berguna buat kita dan orang lain. Tidak ada gunanya kita bersorak untuk orang lain tetapi yang menang adalah mereka, sementara kita terus dalam keadaan yang merugikan.
Post a Comment for "Jangan Sesekali tergoda dengan milik orang lain, Karena Sesungguhnya Apa Yang Kita Miliki Adalah Yang terbaik "