Beberapa Kerajaan Kecil Di Bungaya Ada Di Kabupaten Bulukumba

 

            Beberapa Kerajaan Kecil Di  Bungaya Ada Di Kabupaten Bulukumba

Sekitar abad 16 adalah awal berkembangnya suatu kekuatan kerajaan – kerajaan kecil yang ada di bungaya, kini terungkap dengan adanya keturunan Karaeng Petta Sugi atau My Family Karaeng Petta Sugi. Maka penulis menelusuri siapa Karaeng Petta Sugi sehingga tercatat bahwa ada kerajaan yang pernah memerintah di bungaya.

Karaeng Petta Anca atau sering di panggil Karaeng Petta Tinggia. Setelah menyelenggarakan suatu Ritual atau sering di sebut Baca Karaeng. Anak Karaeng Petta Ule kesurupan, setelah masuk di rumah Karaeng Petta Tinggia. Dengan istilah Dia ucapkan Anca anggurai natala nu u’rangia, nakkenni Karaeng Bahinea Ri Bunganya.

Maka di sini kami sepakat untuk mengadakan suatu Ritual, karena Pada waktu itu sakit Karaeng Petta Tinggia, Dia menderita sakit sesat napas. Di sini kita sadar bahwa kita harus mengingat nenek asal usul kita. Bahwa kita harus perhatikan, Karena Allah Swt mengingatkan kita, ingat nenek atau sebut –sebut nenekmu.

 

 

Kemudian ingat saya Kata Allah Swt, seperti kamu mengingat – ingat nenekmu atau menyebut – nyebut nenekmu. Maka penulis telusuri dalam Al Qur’an ternyata ada perintah Allah Swt, ingat nenekmu, ingat juga Yang menciptakan kamu Allah Swt. Di sini Karaeng Petta Ule mengutarakan kepada Karaeng Petta Tinggia, Kita ini kali Ada asal usulta.

Karaeng Tinggia, perlu di ketahui bahwa kita ini asalta dari mana, dan harus di tahu nenek yang menjaga kita dengan perintah Allah Swt. Karaeng Petta Halim adik Karaeng Petta  tinggia mendesak untuk melaksanakan Ritul atau istilah Baca Karaeng. Pada Saat itu Karaeng Petta Tinggia menyetujui tersebut.

 Di sini sepakat untuk menyiapkan bahan –bahan yang di butuhkan atau persyaratan Ritual, Maka di panggil Karaeng Petta Halo’ untuk siap – siap menyelenggarakan suatu acara ritul, yang di bacakan oleh Karaeng Petta Muin cucu dari Karaeng Petta Sugi. Kini tinggal di kecamatan herlang.

Setelah siap semua baru di hidangkan, berbagai jenis makan. Maka di susun beberapa dalam istilah ‘’dulan’’ di pakai untuk acara tersebut. Dan harus puluhan ‘’Dulan’’ hidangan sampai di atas ranjang. Maka di panggillah Karaeng Petta Muin untuk membacakan tersebut dengan niat baca karaeng.

Sebelum Karaeng Petta Muin, membacakan ritual dia kementari hal –hal bahwa kita mengadakan acara keselamatan ini perlu di ingat bahwa kita laksanakan sesuai perintah Allah Swt. Bahwa kita ini ada asalta dari nenek kita sehingga mengadakan acara sesuai perintah yang maha kuasa.

Setelah ritul selesai maka kita makan bersama -  sama dengan keluarga dan sahabat. Baru lanjut untuk yang pertama mensiarai kuburan yang ada di dekat pasar tanuntung. Terus lanjut kedajo ke dua Karaeng Petta Sugi, karaeng Petta Bahinea, dan keluarga yang ada di tempat itu.

Lanjut lagi yang Ke tiga Di daerah lembang kajang, yang terakhir karaeng Petta Bontang di kapparaya. Maka setelah selesai semua acara baru kita pulang di rumah masing – masing.

 

 

 

Share :