Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kepala Batu

 

                                                                Kepala Batu

Dulu aku teringat ada seorang siswa yang di ceritakan,’’ Kepala Batu.’’ Karena tak ada yang di mengerti apa yang sudah di ajarkan oleh gurunya. Maka anak ini di panggil oleh teman – temannya kepala batu. Tetapi anak ini tetap pergi kesekolah, namun sering di ejek oleh teman sekolahnya. Tidak pernah dia ada terlintas di hatinya bilang mau berhenti sekolah.

Dia tetap pergi kesekolah, walaupun memiliki kemampuan terbatas untuk memahami ilmu pengetahuan. Selalu juga berangkat lebih awal kesekolah, karena tidak mau terlambat. Dia ikuti proses pembelajaran di sekolah, cuma belum seperti temannya yang lain, mengerti apa yang di jelaskan oleh gurunya.

Anak ini keterbatasannya hanya sulit untuk memahami pelajaran yang di ajarkan oleh guru. Namun tak pernah juga merasa bahwa lebih baik aku berhenti karena aku tak mampu belajar. Tidak pernah dia bicarakan kepada temannya apa yang harus dia lakukan agar supaya bisa seperti teman – teman yang lain.


 

Tidak pernah dia keluhkan pada orang tuanya bahwa aku sulit memahami apa yang di ajarkan oleh guru di sekolah. Anak ini hanya punya kemauan untuk pergi kesekolah saja untuk belajar. Ini kekuatan yang dia miliki selalu ingin mau pergi kesekolah, untuk mendorong hatinya tetap lebih memperhatikan kehadiran dalam mengikuti pelajaran.

Hanya kerajinan dia miliki, tidak pernah terlambat mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Dengan kerajinan dia, maka guru mempertimbang untuk naik kelas. Karena masih ada yang dapat di nilai bahwa hanya satu kekurangnya susah memahami penjelasan pada gurunya yang telah di ajarkan. Jadi para guru sepakat kasi naik kelas saja, siapa tau nanti dia bisa mengerti.

Tetapi Dia tetap bersemangat pergi kesekolah untuk meraih masa depan yang cerah. Suatu ketika Ia pergi ketepi sungai, bersama orang tuanya. Karena orang tua tersebut punya kuda untuk di kasi minum di sungai. Setelah Ia sampai di tepi sungai, Dia singgah duduk –duduk di atas batu dan Bapaknya langsung kesungai kasi minum kudanya.

Di sini terlintas di hatinya melihat batu yang keras yang di terpah oleh air yang mengalir di sungai dia perhatikan keadaan batu tersebut. Masa batu keras ini bisa berubah. Aku ini di bilang sama teman – teman kepala batu. Pasti juga aku bisa berubah, dengan cara aku rajin belajar. Sedangkan batu bisa berubah kenapa saya tidak.

Disini dia dapat petunjuk untuk belajar mulai dari sedikit, mulai dari diri, mulai sekarang. Maka dia belajar dengan giat karena baru ada petunjuk dalam dirinya. Dia mulai tekun belajar untuk beruasaha supaya bisa seperti teman – temannya yang lain. Berkat karena usahanya dia bisa pintar dan melanjutkan pendidikan.

Tak terasa silih bergantinya malam dan siang usianya bertambah. Ketika berusia empat  puluh tahun dia penulis buku. Maka dia berusaha mengembangkan potensi yang ada dalam diri, agar ilmunya bermamfaat bagi dirinya dan orang lain.  Bagi seorang pelajar mohon kiranya bisa di jadikan bahan motivasi. Bahwa tidak ada di dunia ini orang bodoh, yang ada Cuma malas belajar.

Maka jangan pernah berhenti belajar, selama anda masih hidup. Anda harus menggali ide- ide untuk di kembangkan agar bisa di jadikan nasehat-nasehat baik diri kita maupun orang lain.

Post a Comment for "Kepala Batu"