Impian
Impian seseorang bisa tumbuh dari keinginan –keinginan yang belum tercapai di masa lalu karena tidak memiliki kemampuan sehingga terpendam dan muncul di saat orang itu memiliki kemampuan dan keyakinan untuk mewujudkannya. Dengan demikian, impian bisa menjadi daya dorong untuk mencapai kesuksesan. Impian di sebut juga cita-cita. Impian bersifat realistis dan dapat di wujudkan.
Kita memiliki tiga impian, dan itulah yang mendorong kita untuk berjuang keras selama ini. Impian kita yang pertama adalah membuat Ibu bahagia. Sejak kecil, kita sudah menyaksikan bagaimana Ibu tersenyum dan tertawa. Kemudian senyum pahit dan tawa getir. Kita harus bertekat untuk menghapus duka lara itu.
Dan kita boleh berbangga diri karena kita sudah mampu membantu Ibu. Namun, kita merasa bahwa bantuan itu belum mampu membuat Ibu benar-benar menikmati kebahagian. Kita ingin, sebelum menghembuskan napas yang terakhir, Ibu sudah benar-benar bahagia, sehingga kalau pun sudah saatnya pergi, beliau akan pergi dalam keadaan kebahagian.
Impian kita yang kedua adalah membahagiakan keluarga kita istri dan anak-anak kita. Kita sangat mencintai mereka. Namun, sejauh ini kita sering merasa kurang memberikan bukti cinta kita. Pada hal buat kita, Keluarga menjadi sumber hidup dan energy yang tiada bandingannya. Kita berharap agar anak-anak kita nantinya menjadi orang yang benar-benar sukses, tulus, saleh dan salehah.
Kita sangat memimpikan bahwa mereka benar-benar bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Semua impian ini kita usahakan dengan bekerja keras, disamping memohon kepada Yang Maha Kuasa dengan berdoa Ya Allah, anugerahkanlah kesehatan dan kebahagiaan kepadaku ,istriku dan anank-anakku, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang- orang yang bertakwa, semogah kami bisa menjadi teladan bagi mereka untuk selalu bersujud kepada-Mu.
Impian kita yang ketiga adalah berharap agar orang-orang yang berjuang bersama kita memahami makna perjuangan hidup ini dan berjuang tanpa pernah putus asa, sehingga kita semua bisa menikmati kesuksesan di dalam kehidupan ini. Kita akan merasa bangga dan bahagia apabila melihat mereka bangga dan bahagia serta hidup dengan penuh kasih sayang.
Karena itu, hubungan yang kita jalin dalam perjuangan ini bukanlah hubungan antar pekerja, tapi lebih merupakan hubungan keluarga besar yang hidup dalam kasih sayang dan saling menolong. Kita memimpikan hidup seperti yang di lukiskan dalam pepatah: Ingatlah, wahai manusia, bilamana engkau lahir, Semua orang di sekitarmu tertawa gembira, hanya engkau menangis.
Maka lakukanlah perbuatan apa pun, sehingga, bilamana engkau tiada, semua orang di sekitarmu menangis, Hanya engkau yang tertawa gembira. Kelihatannya Impian itu sederhana. Tapi ternyata tidak demikian. Impian itu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan memerlukan perjuangan keras. Karenanya, kita selalu memohon kepada Tuhan agar di beri kekuatan untuk berjuang dan berbakti kepada sesama manusia.
Kita berusaha untuk mencintai dan menyayangi sesama. Kita berpendapat bahwa sesungguhnya kasih saying ini merupakan anugerah dari Tuhan kepada manusia. Suatu anugerah luar biasa yang akan melahirkan kebahagiaan. Oleh sebab itu, kita sangat menentang sikap-sikap kasar, keras, dan benci kepada sesama. Sehingga kita sering bertanya heran, ‘’Kenapa orang tidak takut akan hukum Tuhan?’’
Tidakkah mereka sadar bahwa kebencian dan kekasaran yang di tunjukkan seseorang kepada orang lain dapat membuat orang itu membalas kebencian dan bersikap kasar kepadanya akan menjauh darinya. Itu hukum Tuhan, sebagaimana Tuhan mengingatkan: Maka di sebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu… (Al-Qur’an, 3:159)
Post a Comment for "Impian"