Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Perjalanan Mulai Dari Bulukumba Menuju Kota Sengkang

Kisah Perjalanan Mulai Dari Bulukumba Menuju Kota Sengkang Selesai shalat subuh di siapkan bekal untuk persiapan selama di perjalanan mulai dari Bulukumba menuju Kota Sengkang. Puan biah mulai siap-siap untuk mengunakan pakainnya dan juga adeknya yang bernama Puan ni’ma. Mobil yang akan mengantar kita, baru sudah di telepon, sementara menuju ke rumah. 

Maka bekal di perhatikan, siapa tahu ada yang ketinggalan, harus di periksa satu persatu. Setelah siap semua baru di bawah barang-barang keteras depan, sambil menunggu kedatangan mobil. Barang-barang sudah ada semua di teras, sambil duduk-duduk dan berdoa kepada Allah Swt untuk keselamatan dalam perjalanan mulai dari bulukumba menuju Kota Sengkang Taklama kemudian mobil sudah datang, masuk di garasi rumah untuk di naikkan barang-barang semua. 

Ada keluarga istri namaya Puan Nurun ikut juga ke Sengkang, dia duduk di depan bersama sopir namanya maskere. Andi anca duduk bersama istri di kursi tengah dan adeknya duduk di kursi belakang. Puan Nurun bilang kita menggunakan masker nak, harus Puan Nurun gunakan masker. Tidak baik kalau kita sedang perjalanan baru kita di tahan gara - gara masker. Kita harus patuhi aturan, protocol kesehatan Covi 19.

 Ini demi kesadaran kita semua untuk kebaikan menjaga kesehatan diri dan orang lain. Maka semua sudah menggunakan masker, baru di bunyikan mesin untuk siap berangkat. Puan Nurun minta izin boleh morokok nak, boleh Puang Nurun. Ada kopi itu di depan Puan Nurun, sambil merokok, minum kopi atau teh ada juga kue kita makan-makan. Mulailah dia bicara keadaan anaknya, bahwa anak perlu perhatikan terhadap orang tuanya. 

Karena orang tua itu harus di perhatikan agar supaya kamu mendapat hidayat dari Allah. Kapan kamu tidak perhatikan orang tuamu kamu akan rusak usahamu. Maksudnya usaha tidak berhasil. Jadi harapan orang tua ini siapa saja punya orang tua harus di perhatikan. Siapa tahu ada yang dia butuhkan dalam hidupnya. Tempat mengadunya semua ini hanya kepada anaknya. 

Pada hal anak juga mau di perhatikan, dia kira anaknya yang samam-sama tinggal di rumah orang tuanya itu saja yang di perhatikan. Di sini penulis mengambil kisah seorang anak dan orang tua sama-sama butuh di perhatikan. Agar hidup ini lebih baik, mari sama-sama saling pengertian anak dan orang tua. 

Terutama anak harus mengerti bahwa kamu di besarkan oleh orang tuamu yang tercinta. Maka sayangilah mereka agar dia bisa tersenyum, demi anak-anaknya yang dia sayangi. Maka yang harus di lakukan adalah anak dan orang tua harus ke dua-duanya saling perhatian. Ini akan lebih baik ijka dia ketahui bagi orang-orang yang berakal. Tak terasa perjalanan ini sudah tiba di sinjai, ada bundaran dekat pertamina, kita belok kiri ada kuburan neneknya Puan Biah, di situ kita singgah parkir mobil. 

Kemudian kerumah orang untuk minta izin airnya, karena harus berwuduh baru mensiarahi kubur. Baru kita sama-sama berdoa di kuburan nenek istri namanya Puan Pappa Eru. Membaca doa Surah Alfatiha. Do’a ini untuk neneknya agar pahala bacaan Alfatiha sampai pada dia. Sudah itu lanjut lagi perjalanan Ke Bone. 

Tak terasa perjanan kita hampir sampai Ke Kota bone tapi kita sudah lapar jadi singgah di mesjid ada tempat-tempat duduk di situ kita makan bersama. Ada ambi buras, ikan, udang, teluar, coto dan sebagainya. Setelah makan ada yang ke wc buang air, ada yang mandi, ada yang bersihkan piring sudah itu kita naik di mobil. Lanjutkan lagi perjalanan ke kota Bone.

 Ada beberapa menit kita sudah sampai ke mesjid tua kota Bone di sampinnya ada kuburan kita datangi namanya Saiyed Habib Achmad Al-Idrus untuk mensiarahi juga. Karena sudah berwuduh jadi lansung saja masuk untuk minta izin penjaganya, ada urusan suaminya jadi istrinya yang datang antar kita. Sampai di kuburan kita baca doa lagi surah al fatiha. 

Baru lanjutkan lagi perjalanan, menuju kota sengkang, ada beberapa jam kita perjalanan karena tidak ada macek di jalan jadi tak terasa juga sampai kira-kira jam 10.30. kita terus saja kekuburan namanya Saiyed Bolong di bacakan doa surah Alfatiha saling bergantian kita baca doa’. Kita terus kembalik karena belum duhur jadi kita sepakat bahwa nanti di perjalan baru singgah shalat dhuhur lewat jam dua belas, baru cari – cari mesjid untuk singgah shalat. 

Setelah dapat mesjid yang baik parkiran mobil baru kita singgah shalat. Sudah shalat dhuhur, kita makan kue dan minum kopi atau teh. Sudah itu lanjutkan perjalanan, tak terasa perjalan kita lewati sudah masuk waktu ashar. Kita singgah shalat ashar, langsung pergi ketempat wuduh. Sudah wuduh masuk shalat ashar. 

Sudah lanjut lagi perjalan sampai di singjai yang banyak tikungan ada dari jeneponto antar pengantin jatuh kesungai mobilnya korban kecelakaan meninggal delapan orang. Dan sampai di Bulukumba jam 5.30. baru masuk rumah dan berterima kasih kepada Allah atas keselamatan kami semua.

Post a Comment for "Kisah Perjalanan Mulai Dari Bulukumba Menuju Kota Sengkang"